Resensi Terbaru

Rabu, 19 Februari 2014

Adi_Toha's Reviews > Harem Sang Sultan

Sultan Sulaiman I, khalifah ke-10 Kekhalifahan Turki Utsmani, berkuasa sejak 1520 hingga 1566. Orang Barat mengenalnya sebagai Sulaiman yang Luar Biasa (Suleyman the Magnificent) karena kekuasan dan pengaruhnya terhadap peta perpolitikan, perekonomian dan militer di Eropa pada abad keenam belas. Di kalangan muslim, ia berjuluk Sulaiman al-Qanuni, karena pencapaiannya dalam menyusun kembali sistem undang-undang Utsmani. Sulaiman adalah salah satu pemimpin tersukses dalam sejarah Islam. Ia memimpin tentara Turki Utsmani menaklukkan Belgrade, Rhodesia, dan sebagian besar Hongaria sebelum berhasil dipukul mundur dalam Pengepungan Wina pada 1529. Ia menganeksasi sebagian besar Timur Tengah dan Afrika Utara (hingga sejauh Aljazair di barat). Di bawah kekuasaannya, armada Turki Utsmani menguasai laut Tengah, Merah, dan teluk Persia.

Roxelana, atau Haseki Hürrem Sultan, adalah seorang putri dari pendeta ortodok Ukrainia, yang diculik kemudian diperdagangkan di pasar budak. Nasib baik membuatnya terpilih untuk masuk ke dalam Harem. Lewat kerja keras, intrik dan kecerdikannya, Hürrem berhasil menarik perhatian Sultan Sulaiman, hingga akhirnya, Sulaiman memperistrinya secara sah. Dengan memperistri secara sah seorang gadis dari Harem, Sulaiman sebenarnya telah melanggar tradisi Turki. Pernikahan Sulaiman dan Hürrem menghasilkan beberapa keturunan, salah satunya adalah Selim II, yang menggantikan Sulaiman setelah dirinya wafat pada 1566.

Gülbehar, adalah istri pertama Sulaiman, sekaligus wanita favorit Sulaiman di dalam Harem, sebelum kedatangan Hürrem. Dari Gülbehar, Sulaiman mendapatkan seorang keturunan bernama Mustafa. Secara urutan, Mustafa-lah yang berhak meneruskan takhta Sulaiman. Namun, demi memuluskan jalan bagi Selim untuk menjadi pewaris Sulaiman, Hürrem, lewat intrik dan kecerdikannya, berhasil membuat Mustafa dieksekusi oleh ayahnya sendiri atas tuduhan makar.

Secara hukum, Hürrem tidak memiliki kekuasaan apa-apa terhadap pemerintahan Sulaiman. Namun, berkat pesona dan kecerdikannya, ia mampu memengaruhi setiap kebijakan Sultan Sulaiman, termasuk dalam melenyapkan Ibrahim Pasha, Wazir Agung, yang juga sahabat karib Sulaiman lewat serangkaian intrik, dan menempatkan Rustem Pasha, menantunya sendiri.

Nah. Novel Harem karya Colin Falconer ini adalah fiksionalisasi sejarah seputar intrik dan kompetisi antara Hürrem dan Gülbehar dalam berebut pengaruh terhadap diri Sulaiman. Hürrem mendapatkan porsi penceritaan yang lebih banyak daripada Gülbehar. Hürrem digambarkan sebagai seorang wanita yang ambisius, penuh dendam, cerdik, licik dan culas dalam mengatur plot-plot demi melancarkan rencananya dalam melenyapkan satu per satu orang yang menghalangi jalannya menuju orang nomor satu dalam kehidupan Sulaiman, dan demi menempatkan putranya, Selim untuk menduduki kursi putra mahkota, menggeser Mustafa, putra dari Gülbehar. Sementara Gülbehar digambarkan sebagai sosok yang tenang, kalem dan cenderung nrimo atas segala kehendak Sulaiman atas dirinya dan putranya.

Demi memperumit intrik yang dilakukan oleh Hürrem, diperkenalkan pula tokoh Julia, putri seorang bangsawan Italia, yang diculik dalam upaya pelariannya bersama kekasihnya. Julia kemudian dipersembahkan kepada Sulaiman untuk menghuni Harem. Merasa posisinya terancam oleh kedatangan Julia, yang usianya lebih muda, dan lebih cantik jelita daripada Hürrem, maka wanita cerdik itu kembali melancarkan intrik-intriknya demi melenyapkan Julia, sekaligus menjadikan Julia sebagai salah satu simpul dalam kelindan rencananya.

Novel ini menggambarkan dengan cukup detail peristiwa-peristiwa keseharian yang terjadi di dalam Harem, interaksi para wanita penghuni Harem, bagaimana mereka setiap harinya mempercantik diri demi bersiap-siap jika suatu ketika sang Sultan berniat untuk memilih salah satu di antara mereka untuk diajak tidur ataupun jika beruntung, dipilih sebagai seorang istri. Harem seolah menjadi etalase wanita-wanita cantik yang diambil dari seluruh penjuru kekhalifahan, dikarantina dari pengaruh luar, dan dijaga oleh para petugas khusus yang telah dikebiri.

Pada awalnya, sebelum kedatangan Hürrem, Sulaiman tidak pernah memilih salah satu di antara mereka, karena dia sudah cukup puas dan bangga dengan Gülbehar. Setelah Hürrem menjadi salah satu gadis Harem dan mulai menyadari bahwa nasibnya akan sama dengan para penghuni Harem lainnya (mempercantik diri dengan segala keistimewaan pelayanan yang diberikan oleh Harem, tanpa bisa mempergunakan kecantikan dan keistimewaan itu untuk mendapatkan kesempatan ‘melayani’ sang Sultan), Hürrem memulai rencananya untuk menarik perhatian sang Sultan dan rencana-rencana lainnya.

Penggambaran beberapa adegan keseharian di antara para gadis Harem terbilang cukup vulgar, bagaimana mereka mandi dan dirawat sekujur tubuhnya oleh seorang perawat khusus yang ditugaskan untuk masing-masing gadis. Ketelanjangan menjadi sesuatu yang wajar di dalam Harem, karena di sana semuanya wanita, satu-satunya lelaki adalah budak penjaga Harem yang sudah dikebiri. Dengan ketelanjangan itu masing-masing gadis berusaha memamerkan dirinya kepada gadis yang lain.

Selain plot yang berkisah tentang Sulaiman, Hürrem, dan Gülbehar beserta putra-putra mereka, terdapat juga plot minor yang berkisah tentang perjalanan cinta Julia dan kekasihnya, Abbas. Abbas berniat melarikan diri bersama Julia, karena cinta mereka dihalangi oleh ayah Julia, bangsawan Gonzaga. Sayangnya, Abbas tertangkap, dianiaya dan mengalami penderitaan fisik dan batin yang tak terperikan, dijual di pasar budak, sampai akhirnya diangkat menjadi Kapi Aga, penjaga tertinggi di Harem … dan kembali bertemu dengan Julia. Sayangnya, cinta mereka sudah tidak mungkin dipertahankan. Satu hal, karena Abbas sudah dikebiri, dan Julia kini telah menjadi gadis Harem, dalam perlindungan dan kekuasaan sang Sultan yang dilayaninya. Bersama Ludovico, sahabat karib Abbas dan sepupu Julia, ia mengatur pelarian Julia dari Harem. Seiring cerita berkembang, Ludovico malah merasakan hasrat untuk memiliki Julia. Sementara itu, Julia, yang digambarkan sebagai gadis muda yang sangat cantik jelita tetapi polos, justru merasa tertarik (bahkan secara seksual) kepada Sirhane, pelayan wanitanya semasa di Harem.

Masing-masing tokoh dan peristiwa, baik fakta maupun fiktif, saling berjalin berkelindan membentuk jalinan cerita yang kompleks dan rumit. Kita seolah dibawa untuk membenci sekaligus mengagumi kecerdikan Hürrem dalam memainkan peranannya dalam kehidupan pribadi Sulaiman, sekaligus kebijakan-kebijakannya. Sulaiman menjadi sosok pahlawan yang tragis. Obsesinya terhadap Hürrem membuatnya harus mengorbankan banyak hal, termasuk putranya sendiri, Mustafa, yang digadang-gadang untuk menggantikannya sebagai pewaris takhta. Secara kualitas, Mustafa jauh lebih tinggi daripada Selim, putra Hürrem. Ia pun harus kehilangan Ibrahin Pasha, sahabat karibnya. Secara bertahap, Sulaiman diasingkan dari orang-orang terdekatnya sehingga hanya Hürrem-lah yang ia miliki, sehingga hanya kepada wanita itulah Sulaiman bersandar dalam menghadapi pasang surut pemerintahannya, hanya kepada wanita itulah Sulaiman berkonsultasi tentang kampanye-kampanye militer yang akan dilakukannya.

Novel ini secara gamblang mengungkapkan bagaimana peran dan pengaruh wanita bagi seorang lelaki, baik dan buruknya. Di balik segala kemasyhuran dan kewibawaan Sulaiman bagi dunia luar, ada sosok Hürrem yang bisa dibilang menjadi sosok pengendali. Sulaiman dengan segala ke-Luar-Biasa-annya tidak mampu menyadari setiap intrik dan manuver yang dilakukan oleh Hürrem, karena terbutakan oleh obsesi dan cintanya terhadap wanita licik itu. Terkadang kita dibuat geram oleh kebodohan Sulaiman. Meski demikian, penggambaran Sulaiman tetap tidak kehilangan sosok bijaksananya. Seolah-olah, ia hanya seorang suami yang tidak tahu harus berbuat apa di tengah perseteruan dua orang istrinya untuk berebut perhatian. Di sisi lain, ia harus menjadi penguasa kekhalifahan yang mahaluas. Sungguh tidak tidak gampang menjadi Sulaiman.

Tokoh-tokoh sejarah lainnya di seputar Sulaiman dihidupkan dalam novel yang sensual sekaligus sensasional ini. Dengan masing-masing jalan hidupnya, mereka menyumbangkan kompleksitas novel yang eksotis sekaligus erotis ini. Seluk-beluk Harem, sudut-sudut Istana Topkapi, semuanya menjadi unsur yang melengkapi sebuah versi sejarah alternatif dari sebuah masa kejayaan kekhalifahan Islam abad ke-16. Dramatis sekaligus menggugah rasa ingin tahu untuk semakin mendalami apa yang sebenarnya terjadi pada masa itu, di balik kegemilangan peradabannya, nyatanya terdapat sebuah kebobrokan moral oleh lingkaran penguasa, yang menggunakan segala cara demi melanggengkan pengaruh dan kekuasaannya. Wallahualam.

  • udul : Harem sang Sultan
  • ISBN : 978-979-024-387-3
  • Author : Colin Falconer
  • Terbit : Agustus 2012
  • Halaman : 720 hlm
  • Kertas : Imperia
  • Ukuran : 14 x 20,5 cm
  • Pesan buku ini di SINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

We will keep You Updated...
Sign up to receive breaking news
as well as receive other site updates!
Subscribe via RSS Feed subscribe to feeds
Sponsors
Devi Online Book StoreKaravina.comPenerbit Dolphin
Tempat IklanTempat IklanTempat Iklan
Connect with Facebook
Todays Quote :
Love is the expansion of two natures in such a fashion that each includes the other, each is enriched by the other. #Felix Adler 1851-1933
Search
Thankyou