Resensi Terbaru

Minggu, 02 Maret 2014

Kisah-kisah Memukau dari Swarna Dwipa

Kisah-kisah Memukau dari Swarna Dwipa

Sumatera sudah mendunia sejak berabad-abad lampau. Perdagangan rempah-rempah terutama pala membawa para pedagang dari berbagai tempat termasuk Eropa mulai dari Italia, Prancis, Portugal, Belanda, Jerman, dan Inggris serta datang dari Arab dan Persia untuk berkunjung ke Sumatera. Pasai, Baros, dan Sriwijaya adalah nama-nama pelabuhan besar yang didatangi oleh para saudagar ini. Sumatera pun dikenal sebagai pulau yang kaya dengan hasil alam dan memiliki nama Swarna Dwipa alias Pulau Emas.
Para pendatang dari berlatar belakang profesi itu kemudian menuliskan catatan perjalanan dalam berbagai bentuk mulai dari memoar, jurnal, hingga tulisan semi fiksi. Beragam tulisan yang menjadi bagian penting dari rekam jejak sejarah Sumatera.
Marco Polo yang ternama dengan kisah Jalan Sutra-nya, penjelajah muslim Ibnu Battuta, Thomas Dias, gubernur jenderal Thomas Stamford Raffles, serta lain-lainnya pernah mampir dan tinggal di Sumatera. Lantas mereka menuliskan pengalamannya saat berada di Sumatera.
Cerita, kisah, dan penggambaran mereka perihal Sumatera pun begitu mencengangkan dan memukau. Bisa jadi tidak ada dalam buku sejarah pada umumnya. Para penulis dari luar ini berkisah soal apa saja mulai dari sosial, budaya, agama, hingga politik di Sumatera. Sementara hanya ada dua “penulis lokal Sumatera” yaitu Tan Malaka, salah satu founding father negeri ini dan juga Muhamad Radjab, seorang jurnalis di awal abad ke-20.
Adalah Anthony Reid, sejarawan dengan spesialisasi Asia Tenggara yang mengumpulkan sederetan tulisan-tulisan itu dan kemudian membaginya dalam delapan bab dalam buku Sumatera Tempo Doeloe : Dari Marco Polo sampai Tan Malaka. Buku yang diterjemahkan dari Witnesses to Sumatra : A Travelers’ Anthology yang terbit pada 1995 ini tidak menyuguhkan sejarah Sumatera secara runut. Reid mengelompokkan tulisan-tulisan itu dalam topik dan tema yang relevan dan sama.
Para penulis ini tentunya “bebas” menuliskan apa saja. Mereka yang datang dan menetap di Sumatera saat itu pasti mengamati setiap sudut wilayah, polah tingkah masyarakat, dan lainnya. Sudah pasti para penulis memiliki sudut pandang yang bisa saja tidak adil, subyektif, dan terasa tidak simpati kepada masyarakat Sumatera. Apalagi mereka sering menganalogikan apa yang terjadi di Sumatera dengan negara asalnya.
Lantaran itu juga Reid memberikan semacam panduan dan catatan pada setiap tulisan. Rentang waktu yang lama dari kisah yang berusia sejak abad ke-9 hingga abad ke-20 ini tentu sangat berjarak dengan para pembaca yang berada di abad ke-21. Semua itu memang diberikan Reid agar orang yang membaca tulisan-tulisan itu mengenal para penulis yang memang banyak belum dikenal kecuali Marco Polo, Ibnu Battuta, atau Raffles. Selain itu, Reid juga ingin agar orang yang membaca buku ini memahami situasi, kondisi, dan konteks suasana saat itu.
Bisa jadi, apa yang tertulis dalam buku Sumatera Tempo Doeloe : Dari Marco Polo sampai Tan Malaka ini berbeda dengan teks-teks sejarah yang kita ketahui, hikayat sejarah, teks keagamaan, dan lainnya, tetapi tulisan-tulisan ini setidaknya memberikan sudut pandang baru tentang sejarah Sumatera.
_______________________________
Penulis: Dodiek Adyttya Dwiwanto
Sumber: Jurnal Nasional, 16 Februari 2014
_______________________________
Judul            : Sumatra Tempo Doeloe
Penyusun       : Anthony Reid
Penerjemah   : Tim Komunitas Bambu
Penyunting    : Dewi Anggraeni
Penerbit        : Komunitas Bambu
Cetakan        : Kedua, Januari 2014
Tebal            : 424 halaman
>>>> Pesan Buku "Sumatra Tempo Doeloe" di SINI atau di SINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

We will keep You Updated...
Sign up to receive breaking news
as well as receive other site updates!
Subscribe via RSS Feed subscribe to feeds
Sponsors
Devi Online Book StoreKaravina.comPenerbit Dolphin
Tempat IklanTempat IklanTempat Iklan
Connect with Facebook
Todays Quote :
Love is the expansion of two natures in such a fashion that each includes the other, each is enriched by the other. #Felix Adler 1851-1933
Search
Thankyou